Dari semua masakan rumahan yang pernah saya coba, ada satu yang selalu punya tempat spesial di hati (dan perut): ayam kuah kuning. Saya nggak tahu kenapa, tapi tiap kali mencium aroma rempah kunyit dan daun jeruk dari dapur, hati langsung adem. Apalagi kalau disajikan pas hujan—beuh, itu surga Culinery versi lokal buat saya.
Waktu kecil, ibu saya sering masak ayam kuah kuning pas akhir pekan. Biasanya disajikan dengan nasi putih hangat dan sambal terasi di sisi. Makanannya sederhana, tapi rasanya? Wah, seperti pelukan dalam bentuk makanan. Dan anehnya, sampai sekarang pun, ayam kuah kuning ini tetap jadi masakan yang paling sering saya buat di rumah, apalagi kalau anak-anak lagi bosan dengan menu yang itu-itu aja.
Kelezatan Ayam Kuah Kuning yang Nggak Pernah Gagal Bikin Lapar
Kalau ngomongin soal ayam kuah kuning, yang pertama kali terbayang pasti warna kuning cerahnya yang menggoda. Tapi bukan cuma penampilannya yang cantik, rasanya juga penuh karakter. Gurihnya pas, wangi rempahnya terasa, dan kuahnya yang ringan bikin nagih cookpad.
Saya pernah iseng bawa bekal ayam kuah kuning ke kantor. Temen-temen yang biasanya skeptis sama makanan rumahan, eh malah rebutan nyicip. Katanya, “Ini rasanya kaya makanan waktu pulang kampung, ya!” Dan saya cuma bisa senyum, karena emang itulah magis dari masakan satu ini—sederhana tapi penuh rasa dan memori.
Yang bikin beda adalah perpaduan bumbunya: kunyit, serai, daun salam, lengkuas, dan daun jeruk. Kunyitnya nggak cuma bikin warna cantik, tapi juga kasih aroma hangat yang khas. Ada rasa earthy tapi tetap ringan.
Mengapa Ayam Kuah Kuning Sering Banget Dibuat di Rumah?
Ini bukan cuma soal nostalgia. Ayam kuah kuning itu praktis, murah, dan cocok untuk semua umur. Bumbunya pun nggak aneh-aneh, bisa ditemukan di pasar tradisional atau warung terdekat.
Nah, alasan lainnya:
Bisa disesuaikan – Mau ditambah kentang? Bisa. Mau dijadikan lebih pedas? Tinggal tambah cabai rawit utuh di kuah. Mau pakai ayam kampung biar makin sedap? Silakan!
Nggak ribet – Beda sama rendang yang butuh waktu lama atau opor yang lebih berat, ayam kuah kuning cukup 30–45 menit masak udah jadi.
Disukai anak-anak – Karena kuahnya ringan dan nggak terlalu pedas, masakan ini jadi solusi aman buat anak-anak yang picky eater.
Tahan lama – Disimpan di kulkas dan dihangatkan lagi? Rasanya malah makin nendang!
Jadi, nggak heran kalau banyak keluarga Indonesia masih mempertahankan masakan ini sebagai andalan saat makan siang atau malam.
Tips Menikmati Ayam Kuah Kuning Biar Makin Mantap!
Oke, sekarang kita masuk bagian favorit saya: cara menikmati ayam kuah kuning biar rasanya maksimal. Ini bukan ilmu pasti sih, tapi hasil eksperimen selama bertahun-tahun makan (dan masak) masakan ini.
1. Gunakan nasi yang masih mengepul
Jangan remehkan nasi. Serius, nasi yang masih hangat dan sedikit pulen akan menyerap kuah kuning dengan sempurna.
2. Tambahkan sambal terasi
Sambal terasi pedas bikin rasa ayam kuah kuning makin ‘hidup’. Apalagi kalau ditambah jeruk limau—uh, segar dan nendang!
3. Pakai kerupuk udang atau emping
Biar ada tekstur renyah di sela-sela suapan. Apalagi kalau kuahnya disiram ke nasi, terus ditabur emping yang digeprek dikit? Wah, itu guilty pleasure saya banget.
4. Campur dengan sayur
Kadang saya suka tambahin irisan kol rebus atau wortel ke dalam kuah. Rasanya jadi lebih variatif dan sehat juga sih.
Resep Ayam Kuah Kuning yang Sering Saya Pakai di Rumah
Nah ini dia yang ditunggu-tunggu: resep andalan ayam kuah kuning rumahan. Versi saya ini nggak neko-neko, tapi dijamin bikin nagih.
Bahan-bahan:
setengah ekor ayam potong 10 (boleh ayam kampung kalau mau lebih kaya rasa)
4 lembar daun salam
2 batang serai, geprek
6 lembar daun jeruk
2 ruas lengkuas, geprek
1 sdt garam (sesuai selera)
½ sdt gula
1 liter air
Bumbu halus:
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
2 butir kemiri
1 ruas kunyit segar (bakar sebentar dulu)
Sedikit jahe
Cara membuat:
Goreng racikan bumbu sampai matang.
celupkan daun salam, serai, daun jeruk, dan lengkuas. Aduk rata.
masukkan potongan ayam, aduk sampai ayam berubah warna.
Tuang air dan masak dengan api sedang. Biarkan mendidih.
Tambahkan garam dan gula. Cicipi kuahnya, sesuaikan rasa.
Masak sampai ayam empuk dan kuah agak menyusut.
Kalau pengen kuah yang lebih pekat, bisa tambahkan santan encer. Tapi saya pribadi lebih suka versi beningnya karena terasa lebih ringan dan cocok buat makan siang.
Review Pribadi: Ayam Kuah Kuning Itu Lebih dari Sekedar Masakan
Saya pernah ikut lomba masak antar-RT (iya, masih ada lomba beginian di tempat saya) dan iseng bawa ayam kuah kuning ini. Di antara peserta lain yang bawa rendang, rawon, dan gulai, menu saya terkesan sederhana banget. Tapi tahu nggak? Banyak yang datang justru nyobain ayam kuah kuning duluan. Ada yang bilang, “Ini kayak masakan ibu saya waktu masih kecil.”
Dan di situ saya sadar, kadang yang sederhana justru yang paling membekas.
Ayam kuah kuning itu bukan cuma soal rasa, tapi soal kenangan, kenyamanan, dan kehangatan. Masakan ini mungkin nggak mewah, tapi punya tempat khusus di banyak meja makan keluarga Indonesia.
Mari Lestarikan Masakan Rumahan seperti Ayam Kuah Kuning
Kita hidup di era makanan instan dan tren kuliner yang silih berganti. Tapi ada hal-hal yang tetap abadi—dan ayam kuah kuning adalah salah satunya. Sebagai orang yang senang masak dan berbagi makanan dengan keluarga, saya merasa penting buat terus ngenalin masakan ini ke anak-anak saya. Biar mereka tahu, rasa enak itu nggak selalu datang dari restoran mahal, tapi juga bisa dari dapur sendiri.
Dan jujur, tiap kali saya masak ayam kuah kuning, saya merasa kayak healing session. Aromanya bikin rileks, proses masaknya pun meditasi tersendiri.
Jadi buat kamu yang belum pernah coba, atau udah lama nggak makan ayam kuah kuning—yuk, bikin minggu ini. Dan rasakan sendiri, gimana masakan sederhana bisa membawa kebahagiaan yang luar biasa.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Zhengjiao Khas China: Makanan yang Menggugah Selera disini
