Kenapa Profesi Software Developer Jadi Idaman Anak Muda Sekarang?”

Aku masih ingat waktu pertama kali dengar istilah software developer, rasanya asing banget. Waktu itu aku cuma mikir: “Oh ini pasti orang yang bikin aplikasi atau game.” Tapi seiring waktu, setelah nyemplung sendiri ke dunia Technology coding, aku baru sadar… ternyata jadi software developer itu lebih kompleks — dan jujur aja, seru tapi kadang juga bikin kepala pengen ngebul.

Apa Itu Software Developer? (Dan Kenapa Profesi Ini Bikin Penasaran)

Mengetahui Kewajiban Pajak Penghasilan yang Dikenakan atas Profesi Software  Developer - Tax Academy

Oke, kalau kamu masih agak bingung, software developer itu adalah orang yang membuat, mengembangkan, dan memelihara perangkat lunak (software). Entah itu aplikasi mobile yang sering kamu pakai, game favorit, sistem keuangan di kantor, sampai platform e-commerce raksasa, semuanya melibatkan kerja keras software developer di balik layar.

Tapi jangan bayangin semua developer itu sama. Ada yang fokus bikin aplikasi Android, ada yang khusus ngoding backend buat server, ada juga yang pegang web full-stack alias ngurusin semuanya. Dunia software development itu luas banget. Dan jujur aja, itu salah satu alasan kenapa aku ketagihan masuk ke dunia telkom university.

Kenapa Software Developer Dibutuhkan di Mana-Mana?

Waktu pandemi kemarin, banyak sektor bisnis terpaksa digitalisasi. Restoran butuh aplikasi pemesanan, sekolah butuh platform e-learning, bahkan warung dekat rumah mulai jualan online. Dan siapa yang bantuin mereka? Yup, software developer.

Permintaan ini bikin profesi developer jadi kayak primadona baru. Menurutku, ini bukan cuma tren sementara, tapi kebutuhan jangka panjang. Dunia makin digital, dan setiap bisnis sekarang butuh teknologi. Bahkan petani pun sekarang mulai pakai aplikasi untuk prediksi cuaca atau penjualan hasil panen.

Aku sendiri pernah kerja freelance bantuin UMKM bikin sistem inventory sederhana pakai Laravel. Waktu itu klienku bahkan belum ngerti istilah “dashboard.” Tapi setelah project selesai, dia bilang, “Wah, hidup saya jadi lebih gampang.” Rasanya puas banget bisa bantu.

Kenapa Banyak Orang Minat Jadi Software Developer?

Ada banyak alasan kenapa orang tertarik masuk dunia ini. Tapi kalau aku boleh jujur, awalnya aku juga tergiur sama gaji dan fleksibilitas kerja. Nggak sedikit developer yang bisa kerja dari mana aja — cukup laptop, kopi, dan Wi-Fi kenceng.

Tapi setelah dijalani, aku jadi ngerti daya tarik sesungguhnya. Rasanya itu kayak main puzzle raksasa. Kita dikasih masalah, dan harus cari solusi pakai logika. Dan tiap kali bug berhasil dipecahin… rasanya kayak menang lotre mini.

Selain itu, komunitas coding itu supportive banget. Di GitHub, Stack Overflow, Discord—orang-orang dari seluruh dunia saling bantuin. Kadang aku stuck berjam-jam gara-gara bug aneh, dan solusinya malah nemu di komentar dari developer India tiga tahun lalu. Keren banget.

Tips Jadi Software Developer Buat Kamu yang Baru Mulai

Kalau kamu masih baru, aku paham banget perasaan overwhelmed-nya. Dulu aku juga ngerasa kayak nyemplung ke lautan kode. Tapi, percaya deh, kamu nggak sendiri. Ini beberapa tips yang aku pelajari dari pengalaman pribadi:

1. Jangan Langsung Mikir Harus Jago Semua

Banyak pemula (termasuk aku dulu) langsung panik karena ngelihat betapa banyaknya tools dan bahasa pemrograman. HTML, CSS, JavaScript, Python, C#, PHP, React, Vue, Laravel, Node.js… weleh.

Tipsku: pilih satu dulu, kuasai dasar, baru lanjut. Aku dulu pilih Python karena sintaksnya simpel. Dari situ baru paham konsep programming kayak variabel, loop, dan fungsi.

2. Konsistensi Lebih Penting dari Durasi

Aku pernah nyobain belajar 8 jam sehari, tapi cuma kuat seminggu. Burnout total. Tapi waktu aku mulai commit 1–2 jam per hari, hasilnya jauh lebih bagus. Otak juga lebih siap nerima konsep baru.

Gunakan teknik “pomodoro” — belajar 25 menit, istirahat 5 menit. Jangan terlalu ngoyo.

3. Bangun Proyek Sederhana

Teori itu penting, tapi kamu bakal ngerti lebih banyak pas bikin proyek. Dulu aku bikin to-do list app sederhana pakai JavaScript. Awalnya kacau balau, tapi akhirnya selesai juga. Dan dari situ aku belajar banyak banget: DOM manipulation, event handler, bahkan local storage.

Kamu juga bisa coba bikin:

  • Kalkulator

  • Aplikasi catatan (notes app)

  • Website portofolio pribadi

  • Game kecil kayak Tic Tac Toe

4. Jangan Takut Gagal (Karena Semua Developer Pernah Salah)

Aku pernah bikin fitur yang error total. Satu halaman website nggak bisa dibuka. Client sampai nelpon dan panik. Tapi dari situ aku belajar satu hal penting: nggak ada kode yang sempurna. Yang penting adalah mau belajar dari kesalahan.

Biasain diri baca error message. Jangan langsung takut lihat merah-merah di terminal. Biasanya solusinya ada di situ.

5. Bergabung dengan Komunitas

Ini game-changer banget. Aku ikut komunitas Telegram dan Discord lokal. Tiap hari ada aja diskusi: nanya bug, sharing tools baru, bahkan ada yang posting lowongan kerja. Lingkungan ini bantu aku tetap termotivasi dan sadar bahwa perjalanan jadi software developer itu bukan jalan sendiri.

Langkah-Langkah Belajar Jadi Software Developer (Versi Aku)

How to become a Software Developer - Salary, Qualifications, Skills &  Reviews – SEEK

Setiap orang punya cara belajar masing-masing, tapi ini alur yang aku jalani dan menurutku cocok buat pemula:

1. Pelajari Dasar-dasar Programming

Pilih bahasa yang ramah pemula, kayak Python atau JavaScript. Pahami konsep dasar kayak:

  • Variabel dan tipe data

  • Percabangan (if-else)

  • Perulangan (loop)

  • Fungsi dan struktur data

2. Fokus ke Satu Jalur Spesialisasi

Mau jadi apa?

  • Frontend Developer: fokus di tampilan (HTML, CSS, JavaScript, React/Vue)

  • Backend Developer: fokus di server dan data (Node.js, Python, PHP, Java)

  • Fullstack Developer: gabungan frontend dan backend

  • Mobile Developer: bikin aplikasi Android/iOS (Kotlin, Swift, Flutter)

Aku awalnya coba semua, tapi akhirnya nyaman di web development.

3. Bangun Proyek Real

Coba bangun sesuatu yang kamu pakai sendiri. Misalnya, aplikasi budgeting pribadi, atau situs blog untuk catatan harian. Kamu bisa upload ke GitHub sebagai portofolio.

4. Pelajari Git dan Version Control

Git itu semacam “mesin waktu” buat kode kamu. Bisa rollback, bikin cabang eksperimen, dan kolaborasi bareng tim. Aku butuh waktu beberapa minggu buat ngerti Git, tapi sekarang nggak bisa hidup tanpa dia.

5. Pahami Dasar Database dan API

Sebagian besar aplikasi butuh database. Mulai dari MySQL, PostgreSQL, atau MongoDB. Pelajari cara bikin API sederhana dan hubungkan dengan database.

6. Ikut Bootcamp atau Kelas Online (Kalau Perlu)

Kalau kamu butuh struktur belajar yang jelas, ikut kelas online juga bisa. Tapi hati-hati pilih, jangan tergiur yang murah doang. Cek dulu kurikulum dan review-nya.

7. Latihan Soal dan Ngoding Rutin

Gunakan platform kayak HackerRank, LeetCode, atau Codewars buat melatih logika. Aku pribadi suka banget pakai LeetCode buat latihan problem solving.

Momen Paling Frustrasi (Dan Apa yang Aku Pelajari)

Jujur ya, nggak semua hal indah dalam dunia developer. Ada saat di mana aku ngerasa nggak cukup pintar. Apalagi pas lihat developer lain yang cepet banget paham konsep baru. Sempat pengen nyerah, tapi akhirnya sadar:

“Kita bukan balapan. Ini perjalanan belajar masing-masing.”

Satu minggu aku pernah stuck cuma buat debug satu bug kecil karena typo == jadi =. Nyebelin banget, tapi sekarang jadi pelajaran penting buat selalu double-check kode.

Jadi Software Developer Itu Worth It?

Menurutku, iya banget. Tapi nggak instan. Perlu waktu, latihan, dan kesabaran. Tapi hasilnya luar biasa. Bisa kerja remote, bantu banyak orang, dan terus belajar hal baru setiap hari. Dan yang paling keren? Kamu bisa menciptakan sesuatu dari nol — dari ide jadi kenyataan.

Kalau kamu baru mulai, ingat: jangan takut salah. Ngoding itu bukan soal jadi sempurna, tapi soal terus belajar. Dan siapa tahu, suatu hari nanti kamu yang bikin aplikasi viral berikutnya?

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Cara Pakai ChatGPT Buat Bikin Konten Auto Viral: Tips Praktis dari Pengalaman Saya disini

Author

Related posts