Jujur aja, awalnya aku kira liburan ke Seoul itu cuma soal belanja di Myeongdong, kulineran di Hongdae, atau foto-foto di Gyeongbokgung. Tapi waktu seorang teman lokal bilang, “Kalau mau lihat sisi lain Seoul, naiklah ke taman nasional Bukhansan,” aku agak ragu. Masa iya, di tengah kota metropolitan kayak Seoul ada gunung dan hutan nasional yang bener-bener natural?
Rasa penasaran itu akhirnya bawa aku ke perjalanan yang… yah, bisa dibilang salah satu pengalaman Travel paling menenangkan sekaligus bikin betis panas dalam hidup. Dan anehnya, justru di situ aku merasa nemu Seoul yang “asli” — jauh dari hiruk-pikuk, tapi tetap dekat dengan kehidupan warganya.
Keindahan dari Wisata Taman Nasional Bukhansan
Begitu kaki menginjak gerbang masuknya, langsung terasa aroma hutan yang segar. Udara dingin, sedikit lembap, dan suara gemericik air dari sungai kecil di samping jalur pendakian bikin aku lupa kalau ini masih di Seoul. Taman Nasional Bukhansan terkenal dengan pemandangan tebing granitnya yang megah, hutan pinus yang rapi, dan lembah-lembah yang seperti dilukis oleh alam Tripadvisor.
Di musim gugur, warna-warni daun mapel dan ginkgo bener-bener bikin jalur pendakian serasa catwalk-nya alam. Di musim semi, bunga-bunga liar bermekaran, dari azalea sampai rhododendron, bikin setiap langkah terasa penuh kejutan visual. Kalau musim dingin, salju tipis di puncak gunung bikin suasana kayak negeri dongeng.
Yang paling bikin aku terpukau? Dari puncak Baegundae (yang tingginya 836 meter), seluruh panorama Seoul terbentang luas. Gedung-gedung pencakar langit, sungai Han yang membelah kota, sampai pegunungan lain di kejauhan semuanya terlihat jelas.
Apa yang Membuat Taman Nasional Bukhansan Disukai?
Aku akhirnya ngerti kenapa orang Korea, khususnya warga Seoul, cinta banget sama Taman Nasional Bukhansan . Pertama, aksesnya gampang. Bayangin aja, naik subway beberapa menit dari pusat kota, terus lanjut bus atau taksi sebentar, udah sampai di pintu masuk taman nasional.
Kedua, ini bukan cuma tempat hiking biasa. Jalurnya punya tingkat kesulitan yang variatif — dari yang ramah pemula sampai yang bikin napas megap-megap tapi puas banget. Ketiga, suasananya aman, bersih, dan terawat. Jalur pendakian punya penunjuk arah jelas, ada area istirahat, bahkan toilet di beberapa titik.
Dan yang paling unik, pendakian di sini sering disertai interaksi sosial. Banyak ajumma dan ahjussi yang ramah ngajak ngobrol (meski kadang aku cuma bisa senyum dan jawab seadanya dalam bahasa Korea belepotan). Mereka bahkan kadang ngasih camilan seperti kimbap atau buah.
Tips Mengunjungi Taman Nasional Bukhansan
Kalau kamu tertarik ke sini, ada beberapa tips yang aku pelajari (kadang dari kesalahan sendiri):
Datang pagi-pagi
Jalur pendakian bisa ramai, terutama akhir pekan. Kalau mau suasana lebih sepi dan udara masih segar, start sebelum jam 8 pagi.Pilih jalur sesuai kemampuan
Ada banyak rute seperti Baegundae Peak, Bukhansanseong Trail, atau Uiryeong Pass. Kalau baru pertama kali, Baegundae via Bukhansanseong paling populer.Bawa air dan camilan
Memang ada warung di titik-titik tertentu, tapi harga agak mahal dan pilihan terbatas.Pakai sepatu hiking
Jangan kayak aku waktu itu yang cuma pakai sneakers tipis. Jalurnya berbatu, licin kalau habis hujan.Perhatikan musim
Musim gugur: Pemandangan terbaik.
Musim semi: Bunga bermekaran.
Musim panas: Agak lembap, bawa sunblock.
Musim dingin: Jalur bisa licin, bawa crampon.
Gunakan aplikasi peta hiking
Map seperti KakaoMap atau Naver Map sangat membantu kalau takut nyasar.
Mengapa Taman Nasional Bukhansan Dijadikan Wisata Utama?
Selain keindahannya, Taman Nasional Bukhansan punya nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Di dalam taman nasional, ada Bukhansanseong Fortress, benteng kuno yang dibangun di era Joseon untuk melindungi Seoul dari invasi. Ada juga banyak kuil Buddha seperti Doseonsa Temple yang tenang dan indah.
Taman Nasional Bukhansan juga jadi semacam “oasis” bagi warga kota. Bayangin hidup di kota sibuk kayak Seoul, lalu punya tempat yang dalam 30 menit bisa membawa kamu ke alam liar. Nggak heran UNESCO sampai menetapkan Bukhansan sebagai salah satu taman nasional dengan jumlah pengunjung terbanyak di dunia.
Aktivitas di Taman Nasional Bukhansan
Selain hiking, ternyata banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan di sini:
Fotografi alam
Dari lanskap pegunungan, detail flora, sampai candid para pendaki.Meditasi atau yoga
Banyak spot sepi di dekat kuil yang cocok untuk menenangkan pikiran.Mengamati satwa liar
Kalau beruntung, bisa lihat burung elang, tupai, atau rusa kecil.Wisata sejarah
Menjelajahi benteng dan kuil yang bertebaran di area taman.Picnic
Beberapa area punya meja dan bangku untuk makan siang bareng keluarga atau teman.
Anekdot Pribadi: Nyasar di Jalur Pendakian
Waktu pertama kali ke Bukhansan, aku agak terlalu percaya diri. Bawa bekal seadanya, minum cuma satu botol, dan pikir jalurnya bakal “santai” kayak hiking di taman kota. Ternyata… salah besar.
Aku pilih jalur menuju Baegundae karena katanya pemandangan dari puncak paling kece. Awalnya jalurnya masih landai, banyak papan penunjuk, dan ketemu banyak pendaki lain. Tapi entah kenapa, di satu persimpangan aku malah belok ke jalur yang lebih sepi.
Saking asiknya motret bunga dan batu granit, aku nggak sadar udah agak jauh dari jalur populer. Baru kerasa ada yang aneh waktu nggak ada pendaki lain yang lewat. Jantung mulai deg-degan, tapi untungnya aku ingat tips teman untuk pakai KakaoMap. Setelah cek peta, ternyata jalurnya memang nyambung lagi ke rute utama, tapi muter jauh. Alhasil, total waktu hiking yang harusnya 4 jam jadi 6 jam. Betis panas, tapi puas banget karena dapat foto-foto hidden spot yang jarang orang lewati.
Jalur Hiking Favorit di Taman Nasional Bukhansan
Salah satu keunggulan Bukhansan adalah banyaknya pilihan jalur hiking yang bisa disesuaikan sama kondisi fisik dan waktu yang kita punya. Berdasarkan pengalaman dan rekomendasi dari pendaki lokal, ini beberapa yang worth dicoba:
Baegundae Peak Route
Durasi: 3–4 jam naik
Tingkat kesulitan: Menengah ke sulit
Highlight: Puncak tertinggi di Bukhansan dengan panorama 360 derajat.
Cocok buat yang mau tantangan dan punya stamina cukup. Pastikan bawa air cukup karena jalurnya berbatu dan menanjak terus di bagian akhir.
Bukhansanseong Trail
Durasi: 2–3 jam
Tingkat kesulitan: Menengah
Highlight: Melewati benteng bersejarah dan kuil tua.
Jalur ini lebih ramah untuk pendaki pemula, plus ada banyak spot foto estetik.
Uiryeong Pass
Durasi: 3 jam
Tingkat kesulitan: Mudah ke menengah
Highlight: Jalur sepi dan tenang, cocok untuk yang mau suasana meditatif.
Perlu izin khusus untuk lewat sini karena termasuk area konservasi terbatas.
Dobongsan Route
Durasi: 4–5 jam
Tingkat kesulitan: Sulit
Highlight: Tebing-tebing granit dramatis dan pemandangan yang spektakuler.
Cocok untuk pendaki berpengalaman, apalagi yang suka tantangan fisik.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Wisata Bahari Indonesia: Surga Lautan yang Jarang Orang Tahu (Dan Cara Biar Nggak Zonk!) 2025 disini