Petra Jordan: Kota Batu yang Hilang yang Mengubah Pandanganku tentang Sejarah

Petra Jordan Gue nggak akan pernah lupa momen pertama kali ngelangkah masuk ke kawasan Petra, Jordan. Itu kayak mimpi yang jadi kenyataan. Jujur aja, sebelum ke sana, bayangan gue tentang Petra cuma sekadar “bangunan batu berwarna merah muda yang terkenal di Instagram.” Tapi ternyata, Petra Jordan itu lebih dari sekadar cantik. Kota ini punya napas sejarah yang panjang, dan gue bisa ngerasain atmosfernya kayak gue benar-benar melangkah ke zaman Nabatean ribuan tahun lalu.

Travel Buat lo yang belum tahu, Petra Jordan itu lokasinya ada di: 📍 Alamat lengkap: Wadi Musa, Ma’an Governorate, Yordania. Kode pos: 71810

Tempat ini tuh masuk dalam daftar 7 Keajaiban Dunia Baru, dan menurut gue, emang pantes banget.

Belajar dari Kesalahan Pertama: Datang Tanpa Riset

Gue harus ngakuin, waktu pertama ke Petra Jordan , gue terlalu santai. Gue pikir, “Ah, tinggal jalan-jalan doang.” Tapi kenyataannya beda. Luas banget! Sumpah. Luasnya mencapai 264 km². Jadi, kalau datang tanpa persiapan fisik dan mental, siap-siap aja ngos-ngosan. Apalagi kalau dateng pas siang bolong, dijamin dehidrasi!

Makanya nih ya, pelajaran pertama yang gue dapet: Selalu riset dulu sebelum ke tempat sejarah semacam Petra. Bukan cuma biar nggak nyasar, tapi juga biar tahu bagian-bagian penting yang harus dilihat, karena… serius deh, Petra Jordan itu nggak cuma si “Treasury” doang!

Petra Jordan: Keindahan Eksotis yang Harus Masuk Daftar Liburanmu

Treasury: Wajah Ikonik yang Nggak Pernah Gagal Bikin Merinding

Setelah jalan lumayan jauh lewat celah batu bernama Siq, akhirnya gue sampai di depan Al-Khazneh atau yang biasa kita kenal sebagai The Treasury. Gue nggak lebay, tapi beneran merinding pas liat langsung.

Bangunannya tinggi banget, sekitar 39 meter, dengan ukiran super detail. Batu merah mudanya bercahaya pas kena matahari pagi. Momen itu tuh priceless. Banyak orang cuma berhenti di sini, padahal Petra Jordan masih panjang!

Tips gue? Datanglah pagi banget, sekitar jam 6.30 atau sebelum jam 7. Selain belum rame, cahaya mataharinya bener-bener pas buat foto dan nuansanya… wow, spiritual banget.

Jalanan Rahasia dan Makam-Makam yang Terlupakan

Petra itu kayak labirin. Setelah puas di Treasury, gue lanjut ke bagian dalam, termasuk Street of Facades dan Royal Tombs. Gue bener-bener merasa kayak penjelajah. Banyak gua yang udah berusia ribuan tahun, sebagian besar pernah dijadikan tempat tinggal hingga makam bangsawan.

Yang menarik, walau nggak sepopuler Treasury, tempat-tempat ini punya aura mistis yang kuat. Dan jujur aja, ada bagian di mana gue jalan sendirian dan sempat ngerasa merinding disko juga, hahaha. Tapi justru itu yang bikin pengalaman di Petra Jordan  tuh beda dari tempat wisata lainnya.

Monastery: Mendaki 800 Anak Tangga demi Pemandangan Sempurna

Salah satu keputusan paling gila dan paling rewarding dalam hidup gue adalah mendaki ke The Monastery (Ad-Deir). Bayangin aja, 800 anak tangga, di bawah panas matahari Jordan. Tapi percaya deh, setiap langkah itu worth it.

Gue butuh waktu sekitar 1,5 jam (karena banyak berhenti foto dan minum), dan begitu sampai di puncak… speechless. The Monastery itu gede banget, bahkan lebih besar dari Treasury. Tapi karena letaknya lebih jauh, suasananya jauh lebih sepi dan sakral.

Saran dari gue: bawa air minum minimal 1 liter, pakai sepatu nyaman, dan jangan malu-malu minta naik keledai kalau udah capek banget. Banyak warga lokal yang nyewain jasa mereka buat bantuin kita naik. Gak mahal kok, asal pintar nawar.

Petra Jordan: Keindahan Eksotis yang Harus Masuk Daftar Liburanmu

Bertemu Penduduk Lokal: Pelajaran Tentang Keramahan dan Kesederhanaan

Salah satu highlight dari perjalanan ini adalah interaksi gue sama penduduk lokal di Wadi Musa. Mereka itu super ramah. Bahkan waktu gue mampir di toko suvenir kecil, si pemiliknya malah ngasih teh gratis dan ngobrol panjang lebar soal sejarah Petra Jordan.

Dari mereka, gue belajar banyak soal kehidupan suku Bedouin, yang dulu sempat tinggal di gua-gua Petra Jordan. Sampai sekarang, beberapa dari mereka masih menggantungkan hidup dari pariwisata. Tapi mereka tetep rendah hati dan penuh senyum. Serius deh, gue malu sendiri pas ngelihat cara hidup mereka yang sederhana tapi bahagia.

Tips Bertahan Seharian di Petra tanpa Lelah Total

Gue sempat tepar banget hari pertama karena saking excited-nya eksplor semua spot. Jadi, gue rangkum nih beberapa tips praktis biar kuat seharian di Petra:

  1. Datang pagi buta – Jam 6 pagi itu waktu ideal.

  2. Gunakan topi dan sunblock, panas Jordan tuh beda dari di Indonesia.

  3. Bawa air minum banyak, minimal 2 botol ukuran 500ml.

  4. Sewa pemandu lokal, supaya bisa dapat insight sejarah secara langsung.

  5. Jangan maksa semua spot dikunjungi dalam sehari, Petra tuh butuh waktu minimal 2 hari kalau mau beneran nikmatin semuanya.

Percaya deh, dengan persiapan yang pas, lu bisa menikmati Petra tanpa harus nyesel karena kelelahan.

Pelajaran Hidup dari Petra: Kekuatan, Ketekunan, dan Warisan

Bagi gue, Petra bukan cuma destinasi, tapi tempat refleksi. Ketika ngeliat gimana suku Nabatean dulu bisa bikin kota sehebat ini, di tengah gurun pula, gue jadi mikir ulang tentang arti tekad dan kreativitas. Mereka bukan arsitek lulusan mana-mana, tapi bisa bikin mahakarya yang bikin dunia terkagum-kagum.

Petra ngajarin gue satu hal penting: kalau manusia punya tekad, maka gurun pun bisa jadi istana.

Dan itu terus terngiang di kepala bahkan setelah gue pulang dari sana. Gak heran sih UNESCO nentuin Petra Jordan sebagai Warisan Dunia sejak 1985. Nilai sejarah dan kemanusiaannya terlalu berharga buat dilupain.

Waktu Terbaik Mengunjungi Petra: Musim Semi dan Gugur

Kalau lo nanya kapan waktu paling ideal ke Petra Jordan, jawaban gue pasti: Maret–Mei atau September–November. Suhunya masih manusiawi, sekitar 18–25°C, dan mataharinya nggak nyengat banget.

Jangan ke sana pas musim panas (Juni–Agustus) kecuali lo siap berpanas-panas ria. Dan musim dingin pun tricky, karena beberapa bagian bisa jadi licin dan nggak nyaman buat hiking.

Oh ya, hindari weekend lokal (Jumat dan Sabtu), karena biasanya lebih ramai.

Petra Jordan: Keindahan Eksotis yang Harus Masuk Daftar Liburanmu

Biaya Masuk Petra dan Tips Hemat untuk Backpacker

Gue tahu banget, biaya masuk Petra tuh lumayan mahal kalau dibanding wisata lain. Tapi worth it banget kok.

Harga tiket masuk (per 2025):

  • 1 hari: 50 JOD (sekitar Rp1,1 juta)

  • 2 hari: 55 JOD

  • 3 hari: 60 JOD

Kalau lo menginap di Yordania minimal 1 malam, harga ini berlaku. Tapi kalau langsung datang dari luar negeri tanpa menginap, bisa dikenakan 90 JOD. Jadi trik hematnya: nginep dulu di Wadi Musa 1 malam, baru deh masuk Petra.

Hotel murah di sana juga banyak, mulai dari 10–30 JOD/malam tergantung fasilitas.

Oleh-Oleh Unik dari Petra: Jangan Cuma Beli Magnet Kulkas!

Gue awalnya cuma niat beli kartu pos, tapi ternyata nemu beberapa oleh-oleh keren di sekitar Petra:

  • Pasir Botol Petra: botol kecil berisi pasir warna-warni dari gurun lokal, dibentuk gambar unta atau gunung.

  • Kalung dari batu Al Petra: ada yang ukirannya handmade banget!

  • Teh Bedouin: rasa khas, aromatik banget. Wajib bawa pulang!

Tapi inget ya, jangan ambil batu dari situs Petra buat oleh-oleh. Itu dilarang dan bisa merusak warisan dunia.

Petra Bukan Sekadar Tempat, Tapi Perjalanan Jiwa

Perjalanan ke Petra bukan cuma fisik, tapi juga spiritual. Di setiap langkah, gue merasa kayak ngobrol sama sejarah. Setiap ukiran, setiap debu di udara, dan setiap senyum warga lokal ngasih makna tersendiri.

Kalau lo cari destinasi yang lebih dari sekadar “Instagramable,” maka Petra adalah jawabannya. Gak berlebihan kalau gue bilang Petra berhasil mengubah cara pandang gue tentang sejarah, tentang arsitektur, dan bahkan tentang hidup itu sendiri.

Gue pulang dari Petra bukan cuma bawa foto dan suvenir, tapi juga inspirasi yang terus melekat sampai sekarang.
Baca Juga Artikel Berikut: Taman Torres Chile: Keindahan Alam Liar yang Membius Hati

Author

Related posts