Jujur, waktu pertama kali nyicip sapi rica-rica, gue langsung nyengir—bukan karena senyum bahagia, tapi karena… pedasnya nendang banget! Tapi anehnya, habis suapan kedua, ketiga, kok malah nagih ya?
Waktu itu gue lagi mampir ke warung makan Culinary khas Manado di Jogja, namanya Warung Rica-Rica Sari Laut. Temen gue bilang, “Coba deh sapi rica-rica mereka, dagingnya empuk, bumbunya medok!” Awalnya gue pikir kaya semur tapi pedas, ternyata beda jauh. Bumbu rica-rica ini benar-benar meresap sampai ke serat dagingnya. Ada rasa cabai merah, bawang merah, kemiri, daun jeruk, dan sereh yang bikin aromanya semerbak banget.
Gue langsung sadar, ini bukan sekadar daging sapi yang dibumbu pedas. Ini seni. Ini racikan khas Sulawesi Utara yang membawa sensasi lidah naik roller coaster. Rasanya kompleks—gurih, pedas, sedikit manis, dan ada aroma segar dari daun jeruk. Nggak heran kalau banyak orang rela antre demi sepiring sapi rica-rica panas.
Kenapa Sapi Rica-Rica Diburu Pecinta Kuliner?
Setelah gue mulai sering nyari rica-rica sapi ini di berbagai kota, gue mulai ngerti kenapa makanan ini sering banget jadi buruan para food hunter.
Pertama, sapi rica-rica itu unik. Di Indonesia emang banyak masakan pedas, tapi rica-rica punya ciri khas tersendiri. Bumbu-bumbunya itu nggak cuma pedas tapi juga aromatik. Cabai jadi pemeran utama, tapi disokong sama jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih, dan daun jeruk yang bikin rasanya nendang banget liputan6.
Kedua, daging sapinya yang empuk. Nah ini kuncinya. Daging sapi yang dipakai biasanya udah dimasak lama sampai lembut banget. Kadang diungkep dulu biar bumbunya masuk. Jadi, waktu dikunyah, nggak perlu tenaga ekstra. Empuk, juicy, dan bumbunya meleleh di mulut. Bayangin aja kamu makan nasi panas, ditambah sapi rica-rica dan sambal dabu-dabu, terus ada kerupuk atau emping. Kombinasi maut, bro.
Ketiga, sensasi pedasnya bikin candu. Anehnya, walau pedasnya bisa bikin bibir dower, tetep banyak orang yang balik lagi buat makan. Kayak lo udah tau bakal kepedesan, tapi tetep aja rela makan. Itu karena balance rasa yang bikin otak lo bilang, “Ini pedas, tapi gue suka!”
Dan terakhir, jarang-jarang yang bisa bikin rica-rica sapi seenak itu di rumah, makanya pas nemu tempat makan yang enak, langsung auto rekomendasikan ke semua orang.
Resep Sapi Rica-Rica Versi Rumahan yang Sering Gue Coba
Gue sempet beberapa kali bereksperimen sendiri di rumah buat bikin sapi rica-rica. Kadang sukses, kadang dagingnya malah jadi alot. Tapi dari percobaan-percobaan itu, gue nemuin formula yang paling cocok.
Bahan:
500 gram daging sapi has dalam (biar empuk, tapi lo bisa pakai bagian lain juga)
10 cabai merah keriting
5 cabai rawit merah (kalau suka super pedas, tambahin)
5 siung bawang merah
3 siung bawang putih
2 batang serai (geprek)
4 lembar daun jeruk
1 ruas jahe
1 ruas kunyit
1 sdm air jeruk nipis
Garam, gula, dan penyedap secukupnya
Minyak untuk menumis
Langkah:
Potong daging sapi sesuai selera, rebus sampai empuk. Simpan sedikit air rebusan buat campuran bumbu.
Haluskan cabai, bawang, jahe, kunyit.
Tumis bumbu halus pakai minyak banyak biar warnanya cantik. Tambahkan serai dan daun jeruk.
Masukkan daging, aduk rata. Tambahkan air rebusan daging.
Masak sampai bumbunya mengering dan meresap.
Koreksi rasa. Tambahkan air jeruk nipis di akhir untuk sensasi segar.
Waktu pertama kali berhasil bikin versi ini, rasanya… puas banget! Makan bareng nasi panas dan es teh manis—surga dunia, cuy.
Tips Menikmati Sapi Rica-Rica Biar Makin Maksimal
Gue punya beberapa trik biar pengalaman makan sapi rica-rica makin mantap:
Makan saat masih panas. Ini penting. Sapi rica-rica kalau udah dingin, aromanya nggak terlalu kuat, dan kadang lemak sapinya jadi agak ngumpul. Jadi pastikan sajikan selagi mengepul.
Sediakan nasi putih banyak. Serius, lo bakal butuh nasi yang banyak banget. Pedasnya sapi rica-rica ini luar biasa, jadi lo butuh “penetral”.
Tambah sambal dabu-dabu atau irisan tomat. Kontras antara rica yang pedas dan sambal mentah yang segar itu luar biasa banget.
Kalau bisa, pakai kerupuk emping. Rasanya pahit-pedas-gurih bikin semua makin lengkap. Kalau nggak suka emping, kerupuk putih juga oke.
Jangan lupa minuman dingin. Tapi hati-hati, air dingin kadang malah bikin pedas makin terasa. Solusi terbaik? Minum air hangat atau susu.
Akibat Terlalu Sering Konsumsi Sapi Rica-Rica (Dari yang Pernah Kebanyakan Makan!)
Oke, gue harus jujur nih. Ada masa di mana gue makan sapi rica-rica tiga hari berturut-turut. Nggak bohong, karena ada resto baru deket rumah dan gue kalap.
Efeknya?
Lambung gue protes. Cabai dan rempah berlebihan bisa bikin lambung perih. Apalagi kalau lo punya riwayat maag. Jangan sampe kejadian kayak gue—malem-malem harus minum antasida sambil ngelus-ngelus perut.
Kolesterol naik. Sapi rica-rica biasanya pakai bagian daging yang berlemak. Kalau dikonsumsi terus-menerus, kolesterol bisa naik. Gue sampe dimarahin istri gara-gara hasil tes darah naik drastis.
Badan jadi gerah dan jerawatan. Percaya atau nggak, tubuh bisa bereaksi kalau kebanyakan pedas. Apalagi cabai itu panas di dalam. Gue sempet jerawatan parah di dagu dan dahi. Temen kantor bilang, “Itu pasti efek rica-rica lo tuh!”
Jadi, pelajaran yang gue petik: sapi rica-rica itu nikmat, tapi tetap harus dalam batas wajar. Maksimal seminggu dua kali lah. Selebihnya, kasih perut lo istirahat.
Sapi Rica-Rica Itu Lebih dari Sekadar Makanan
Sapi rica-rica bukan cuma tentang pedas. Dia bawa cerita, budaya, dan sensasi yang nggak semua makanan punya. Dari aromanya yang khas, teksturnya yang lembut, sampai rasa pedas yang menggoda, semuanya bikin lo pengen balik lagi.
Buat lo yang belum pernah coba, serius deh, wajib banget cari dan nikmati. Tapi inget ya, jangan tiap hari juga. Sayangi lambung, bro.
Kalau lo punya pengalaman menarik soal sapi rica-rica, atau bahkan versi resep yang lebih mantap, share di kolom komentar (kalau ini diblog ya, bukan chat ). Kita bisa saling tukar ide dan siapa tau bisa bikin variasi sapi rica-rica yang makin menggila!
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Kelezatan Nasi Kebuli Sapi: Perpaduan Rasa Timur Tengah yang Bikin Ketagihan! disini